Keagungan Masjid Atta’awun Puncak Bogor


Hello World!

Masjid AttawunSatu lagi referensi wisata religi yang ada di Puncak Bogor yang memberikan nuansa berbeda yaitu Masji Atta’awun. Lokasi Masjid Atta’awun berada di Puncak Bogor. Jika kita melewati Jl. Raya Bogor dan tepat di Puncak Pass Bogor maka kita akan melihat berdiri sebuah masjid  yang begitu Agung nan Indah, itulah Masjid Atta’awun.

Memang jalan-jalan ke Puncak Bogor merupakan pilihan yang bagus untuk dikunjungi karena udara pegunungan yang segar juga ditambah dengan pemandangan puncak yang indah. Pemandangan puncak yang identik dengan pegunungan dan kebun teh yang berhamparan.

Memanjakan mata dengan pemandangan hijau dan biru, dan membuat pikiran fresh. Puncak Bogor memang tempat yang bagus untuk refreshing.

Jadi tidak heran, Puncak Bogor selalu dikerumuni oleh turis lokal maupun macananegara.

Bagiku, mengunjungi Masjid Atta’awun Puncak Bogor memiliki kesan tersendiri, seperti Nostalgia! Kenapa tidak, tahun 2012 aku traning di Cisarua Bogor dan ketika galau datang aku suka pergi sendirian ke Puncak Pass Bogor dan singgah di Majid Attawun. Masjid yang Agung dan Menawan.

Masjid Atta'awun Puncak Bogor
Masjid Atta’awun Puncak Bogor

Masjid Atta’awun sangat ramai  dikunjungi wisatawan khususnya weekend. Wisatawan kebanyakan photo atau hanya sekedar melihat pemandangan sekitar puncak. Memang lokasi Masjid Atta’awun yang dikelilingi pemandangan membuatnya memiliki nuansa tersendiri.

Pengunjung  Masjid Atta'awun
Pengunjung Masjid Atta’awun

Masjid Atta’awun memiliki design yang indah karena terdiri dari kubah besar. Disekeliling Masjid Atta’awun terdapat kolam ikan yang dipenuhi ikan hias koi dan dibelakang Masjid Atta’awun terdapat sebuah jurug (air terjun) Atta’awun.

Kolam ikan hias koi
Kolam ikan hias koi

Untuk memasuki masjid ini maka kita harus menaiki tangga. Tapi tidak usah khawatir karena tangganya yang kita naiki hanya beberapa tangga saja dan tidak akan membuat kita lelah. Untuk memmasuki masjid sendiri maka terlebih dahulu harus membasuh kaki dan untuk itu disediakan jasa penitipan sepatu/sandal dalam masjid, dan tidak bayar. Bagi yang mau berinfak/bersedekah boleh memberikan seikhlas hati.

Di kawasan Masjid Atta’awun terdapat sebuah yayasan yang menyalurkan jasa untuk manasik Haji. Dan pengunjunga boleh juga duduk-duduk disekitar masjid asalkan jangan berisik. Untuk konsep tempat wudhu maka tempat wudhunya dipisah dan tempat wudhunya sangat unik kerana terbuat dari bebatuan. Untuk perempuan maka sholatnya berada di lantai 2 Masjid Atta’awun, dan untuk laki-laki di di lantai satu Masjid Atta’awun.

Aku dan Dabo bernostalgi dan ketika kami kesana kebetulan hujan datang. Bukan Bogor namanya kalau tidak hujan, begitu katanya 😀

Dengan bermodalkan payung dan kamera pocket, lalu kamipun mengabadikan photo di depan Masjid Atta’awun.

This slideshow requires JavaScript.

Ternyata selain kami, beberapa pengunjung bersantai. Selain pemandangan kebun teh, disekitar  Masjid Atta’awun kita dapat melihat pasar untuk membeli cendramata.

Pengunjung yang berteduh di  Masjid Atta'awun
Pengunjung yang berteduh di Masjid Atta’awun

Untuk menuju ke Puncak Bogor cukup mudah dan dari pengalamanku, alternatif menuju Puncak Bogor bisa menaiki kereta api dengan tujuan Bogor dengan membayar Rp9000 untuk com line, dari stasiun kereta pai lalu menuju ke stasiun Baranansiang Bogor dengan membayar Rp3000 dan dari Baransiang bisa menaiki mobil L300 warna putih dengan jurusan Puncak dan bayar Rp15000.

Bagimana blogger, sudahkah kamu ke puncak dan singgah ke  Masjid Atta’awun?

-Salam Blogger-

Winny Alna

Published by Winny Marlina

Indonesian, Travel Blogger and Engineer

36 thoughts on “Keagungan Masjid Atta’awun Puncak Bogor

  1. masjid yang strategis posisinya .. kalo ga hujan atau berkabut, view perkebunan teh terlihat begitu mempesona ..

  2. eh ada paralayang ya di situ? *nyimak komen Dita and mbak Noni 😛
    aku pengen bgt naik paralayang.. di Jogja gak ada.. huhuhu
    namanya jg kota hujan yaa, pasti lebih sering hujan drpd gak nya.. hehe

  3. Saya suka banget kalo harus berhenti di mesjid ini. Air nya dingin banget, adem deh jadi nya. Walopun lagi gak sholat, pasti jadi ikutan pengen wudhu deh hihi.

  4. Cerita ini nyata yang mengisahkan dua sahabat yg terpisah cukup lama; Ahmad dan Zaenal. Ahmad ini pintar sekali. Cerdas. Tapi dikisahkan kurang beruntung secara ekonomi. Sedangkan Zaenal adalah sahabat yg biasa2 saja. Namun keadaan orang tuanya mendukung karir danmasa depan Zaenal.Setelah terpisah cukup lama, keduanya bertemu. Bertemu di tempat yg istimewa; di koridor wudhu, koridor toilet sebuah masjid megah dengan arsitektur yg cantik, yg memiliki view pegunungan dengan kebun teh yg terhampar hijau di bawahnya. Mesjid tersebut adalah mesjid At-Ta’awun yang berada di puncak Bogor.Adalah Zaenal, sudah menjelma menjadi seorang manager kelas menengah. Necis. Parlente. Tapi tetap menjaga kesalehannya.Ia punya kebiasaan. Setiap keluar kota, ia sempatkan singgah di masjid di kota yg ia singgahi. Untuk memperbaharui wudhu, dan sujud syukur. Syukur-syukurmasih dapat waktu yg diperbolehkan shalat sunnah, maka ia shalat sunnah juga sebagai tambahan.Seperti biasa, ia tiba di Puncak Pas, Bogor. Ia mencari masjid. Ia pinggirkan mobilnya, dan bergegas masuk ke masjid yg ia temukan.Di sanalah ia menemukan Ahmad. Cukup terperangah Zaenal ini. Ia tahu sahabatnya ini meski berasal dari keluarga tak punya, tapi pintarnya minta ampun.Zaenal tidak menyangka bilaberpuluh tahun kemudian ia menemukan Ahmad sebagaimerbot masjid..!“Maaf,” katanya menegor sang merbot. “Kamu Ahmad kan? Ahmad kawan SMP saya dulu?”.Yang ditegor tidak kalah mengenali. Lalu keduanya berpelukan, Ahmad berucap“Keren sekali Kamu ya Mas…Manteb…”. Zaenal terlihat masih dlm keadaan memakai dasi. Lengan yg digulungnya untuk persiapan wudhu, menyebabkan jam bermerknya terlihat oleh Ahmad. “Ah, biasa saja…”.Zaenal menaruh iba. Ahmad dilihatnya sedang memegang kain pel. Khas merbot sekali. Celana digulung, dan peci didongakkan sehingga jidatnya yg lebar terlihat jelas.“Mad… Ini kartu nama saya…”.Ahmad melihat. “Manager Area…”. Wuah, bener-bener keren.”“Mad, nanti habis saya shalat, kita ngobrol ya. Maaf,kalau kamu berminat, di kantor saya ada pekerjaan yang lebih baik dari sekedar merbot di masjid ini. Maaf…”.Ahmad tersenyum. Ia mengangguk. “Terima kasih ya… Nanti kita ngobrol. Selesaikan saja dulu shalatnya. Saya pun menyelesaikan pekerjaan bersih2 dulu… Silahkan ya. Yang nyaman”.Sambil wudhu, Zaenal tidak habis pikir. Mengapa Ahmadyg pintar, kemudian harus terlempar darik kehidupan normal. Ya, meskipun tidak ada yang salah dengan pekerjaan sebagai merbot, tapi merbot… ah, pikirannya tidak mampu membenarkan.Zaenal menyesalkan kondisinegerinya ini yg tidak berpihak kepada orang-orang yang sebenarnya memiliki talenta dan kecerdasan, namun miskin.Air wudhu membasahi wajahnya…Sekali lagi Zaenal melewati Ahmad yang sedang bersih-bersih. Andai saja Ahmad mengerjakan pekerjaannya ini di perkantoran, maka sebutannya bukan merbot. Melainkan “office boy”.Tanpa sadar, ada yang shalat di belakang Zaenal. Sama-sama shalat sunnah sepertinya.Setelah menyelesaikan shalatnya Zaenal sempat melirik. “Barangkali ini kawannya Ahmad…”, gumamnya.Zaenal menyelesaikan doanya secara singkat. Ia ingin segera bicara dengan Ahmad.“Pak,” tiba2 anak muda yg shalat di belakangnya menegur.“Iya Mas..?”“Pak, Bapak kenal emangnyasama bapak Insinyur Haji Ahmad…?”“Insinyur Haji Ahmad…?”“Ya, insinyur Haji Ahmad…”“Insinyur Haji Ahmad yang mana…?”“Itu, yang barusan ngobrol sama Bapak…”“Oh… Ahmad… Iya. Kenal. Kawan saya dulu di SMP. Emangnya udah haji dia?”“Dari dulu udah haji Pak. Dari sebelum beliau bangun ini masjid…”.Kalimat itu begitu datar. Tapi cukup menampar hatinya Zaenal… Dari dulu sudah haji… Dari sebelum beliau bangun masjid ini…Anak muda ini kemudian menambahkan, “Beliau orang hebat Pak. Tawadhu’. Saya lah yg merbot asli masjid ini. Saya karyawannya beliau. Beliau yang bangun masjid ini Pak. Di atas tanah wakafnya sendiri. Beliau biayai sendiri pembangunan masjid indah ini, sebagai masjid transit mereka yg mau shalat. Bapak lihat hotel indah di sebelah sana? … Itu semua milik beliau… Tapi beliau lebih suka menghabiskan waktunya di sini. Bahkan salah satu kesukaannya, aneh. Yaitu senangnya menggantikan posisi saya. Karena suara saya bagus, kadang saya disuruh mengaji saja dan azan…”.Zaenal tertegun, entah apa yang ada di hati dan di pikiran Zaenal saat itu

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.